SINOPSIS MOHABBATEIN episode 206 “RAMAN YANG USIL” Ishita pulang kerumah dengan rasa setress yang menggunung setelah bertemu dengan Suraj tadi, sebelum masuk kerumah mertuanya, Ishita menyeka airmatanya baru kemudian masuk ke dalam rumah, saat itu Raman keluar dari kamarnya dan melihat Ishita yang baru pulang, Raman langsung mengerjai Ishita dengan memarahinya “Ishita, kenapa kamu sangat ceroboh ?” tanya Raman dengan mukanya yang lugu “Lihat, kamu lupa dengan tas belanjaanmu kan ? Dimana kartu kreditku sekarang ?” Ishita merasa bingung “Aku tadi belum belanja apa apa, aku belum pergi ke toko, aku akan kembalikan kartu kreditmu” ujar Ishita sambil membuka buka tasnya “Iyaaa, mana sini berikan” ujar Raman santai “Tadi ada disini” ujar Ishita panik lalu membongkar seluruh isi tasnya diatas meja, nyonya dan tuan Bhalla juga ikutan panik dan mencoba membantu Ishita, sedangakan Raman yang sengaja mengerjai Ishita malah semakin membuat Ishita merasa terpojok
“Tadi ada laporan dari bank kalau ada beberapa jumlah uang yang tergesek, kamu ini sangat ceroboh ! Kamu benar benar dokter apa bukan ? Karena seorang dokter pasti tidak akan ceroboh seperti ini !” Ishita mulai menangis mendengar tuduhan Raman dan berkata “Aku tidak ceroboh, aku tidak ceroboh !” ujar Ishita sambil menangis tersedu sedu “Heeii heiii ,,, aku hanya bercanda, kartu kreditnya ada disini, kartu kreditnya tidak hilang, kamu meninggalkannya dirumah, kamu lupa membawanya” Raman berusaha menenangkan Ishita
“Aku tidak ceroboh !” Ishita segera berlari masuk ke dalam kamarnya
sambil menangis pilu, nyonya Bhalla dan tuan Bhalla langsung menghardik
Raman karena sudah keterlaluan mengerjai Ishita”Kamu ini keterlaluan,
Raman ,,, kasihan dia !” bentak nyonya Bhalla “Memangnya kenapa, ibu ?”
tuan dan nyonya Bhalla lalu menceritakan masalah Ishita tentang ijin
prakteknya yang telah di cabut pada Raman “Suraj Kumar Khanna telah
memberikan keluhan yang menentang Ishita”, “Ayah dan ibu seharusnya
mengatakan tentang hal ini padaku tadi, aku telah membuatnya menangis”
ujar Raman sambil menuangkan air putih ke dalam gelas untuk Ishita lalu
membawanya masuk ke dalam kamar menemui Ishita
Didalam kamar, Ishita
sedang menangis sambil duduk diatas sofa, Raman menghampirinya dan
menyuruhnya untuk minum air putih dulu, namun Ishita tidak mau “Maafkan
aku, Ishita” ujar Raman tulus, kemudian mengeluarkan ponselnya “Aku akan
menghapus titik kelemahanmu, nih lihat” Raman lalu menghapus video
Ishita di ponselnya “Sudahlah berhentilah menangis, kenapa kamu menangis
seperti para perempuan itu ? Aku minta maaf, kamu kan juga perempuan
tapi bukan seperti itu gaya menangisnya”, “Aku minta maaf, aku benar
benar minta maaf, aku melihat peringatan itu tapi aku tidak tahu kalau
aku meninggalkan kartu kreditmu, aku juga belum belanja” Ishita malah
balik minta maaf ke Raman “Aku juga minta maaf karena aku tadi hanya
bercanda tanpa mengetahui semuanya, bagaimana ceritanya ijin praktekmu
itu ?” tanya Raman iba
Ishita masih terisak lalu mulai menceritakan
semuanya ke Raman tentang bagaimana dirinya bekerja keras untuk
mendapatkan gelar sebagai seorang dokter gigi, bagaimana dirinya ingin
mendapatkan medali emas tapi ternyata gagal “Kamu ini tipe dokter
Munnabhai” sela Raman”Waktu itu ayah meragukan hasilnya dan mengirimkan
hasil kerjaku untuk di evaluasi kembali dan ternyata hasil kerjaku itu
di tukar kemudian aku mendapat 98,5%, karirku ini sangat penting, aku
telah bekerja keras, aku juga telah bersumpah dan menjadi9 seorang
dokter” Ishita kemudian menceritakan tentang keluhan Suraj yang salah
dan ijin prakteknya dicabut “Semua itu terjadi karena aku dan aku akan
mengembalikannya ke kamu” canda Raman, Ishita mulai tersenyum lalu
keluar dari kamar meninggalkan Raman yang termangu sendirian sambil
memikirkan sesuatu “Suraj Kumar Khanna, siapa dia ? Kenapa dia melakukan
semua ini pada karirnya Ishita, ini saatnya untuk menenggelamkannya
sekarang !” ujar Raman geram
Keesokan harinya,Ishita sedang membuat
makanan ala Punjabi untuk seluruh keluarga, Romi datang untuk mencicipi
sarapan buatan Ishita, Romi menyukai semua makanan yang tersedia dimeja
makan “Waah hebat sekali, sentuhan Madrasi pada makanan Punjabi” ujar
Romi sambil mengambil makanan itu dan mulai menyuapkannya ke mulutnya
lalu menatap ke arah Ishita yang masih berdiri disana disebelah nyonya
Bhalla sambil berharap mendapat penilaian yang bagus untuk hasil
masakannya “Hmmm aku sudah selesai” ujar Romi sambil berteriak ke Neelu
untuk membawakan bekal makanannya ke kantor, kemudian bangun dari kursi
ketika Raman keluar dari kamarnya, Ishita yang masih penasaran dengan
penilaiannya mulai bertanya “Bagaimana rasanya ?” tanya Ishita penasaran
Saat
itu Raman sudah duduk di depan meja makan dan mulai menikmati makanan
tersebut, Raman juga hanya terdiam tidak memberikan komentar apa apa
sama sepertu Romi “Aku lupa kalau aku ada meeting pagi ini” Romi tertawa
“Iyaa meeting, kak !” Raman juga meminta Neelu untuk menyiapkan bekal
makanannya “Raman, makanlah dulu”, “Saat ini aku tidak boleh ketinggalan
meeting, Ishita ,,, jadi aku akan memakannya di kantor nanti” Raman dan
Romi bergegas keluar rumah, begitu sampai di luar rumah, Raman berkata
“Kita harus makan makanan yang lainnya karena kita telah selamat dari
makanan buatan Ishita” kemudian Romi dan Raman bergegas berlalu dari
sana, sementara itu di dalam rumah,
Simmi mulai menikmati makanan
buatan Ishita sambil menyuapkan sesendok ke mulutnya seperti Raman dan
Romi, tiba tiba Simmi berteriak dan memegangi rahangnya “Ini Chana atau
batu ? Siapa yang membuatnya ?”, “Aku yang membuatnya” sahut Ishita
“Sudah hentikan, Simmi !”, “Ibu, katakan yang sejujurnya padanya” ujar
Simmi kesal kemudian bergegas berlalu dari sana, Ishita mencoba
mencicipi makanan itu dan berkata “Yaaack ! Rasanya nggak enak ! Semua
orang jadi kelaparan karena aku” Ishita merasa sedih, kemudian nyonya
Bhalla meminta buku resep yang dipelajari oleh Ishita, Ishita bergegas
menunjukkannya sambil berkata “Aku mengikuti resep ini, ibu” nyonya
Bhalla tertawa terbahak bahak sambil memotong kertas yang belum terbuka
di buku resep tersebut, Ishita terduduk lemas “Dimana konsentrasiku ?
Aku tidak memasak mengikuti buku resep ini, aku benar benar sangat
ceroboh, Suraj benar, aku seharusnya tidak mendapatkan kembali ijin
praktekku” Ishita merasa sedih
Sementara itu Ashok dan Suraj sedang
ngobrol berdua sambil menikmatii minuman “Aku telah menghina Ishita
dengan sangat sempurna tapi seharusnya Raman ada disana”, “Aku memiliki
catatan tersendiri untuk menyelesaikan Raman tapi menyenangkan juga kita
bisa membidik kelemahan target kita, Ishita pasti akan menderita dan
Raman akan terluka, aku telah menjebak istrinya Raman dan adik iparnya
juga” ujar ashok senang SINOPSIS MO
Belum ada tanggapan untuk " SINOPSIS MOHABBATEIN episode 206 “RAMAN YANG USIL”"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.