SINOPSIS MOHABBATEIN episode 210 “PENGORBANAN RAMAN” Sementara itu Poornima datang ke apartemen keluarga Bhalla dan melihat Ishita sambil berdiri di depan pintu rumah, Poornima segera menyapa Ishita “Aku datang kesini untuk melihat lihat apartemennya” Ishita merasa senang melihat kedatangan Poornima lagi “Iyaaa, anda sudah mengatakannya tadi, ayooo mari masuk, silahkan duduklah”, “Aku kira suamimu tidak ada dirumah jadi aku bisa bertemu denganmu dan Ruhi” Ishita kemudian menceritakan tentang acara puasanya dan Raman yang memanggil para penjual itu kerumah untuk memberikan hadiah kain saree untuknya “Aku harus meminta pendapat suamiku”, “Apakah Raman ada dirumah ?” Ishita tertegun
“Anda kenal dengan Raman ?” Poornima langsung gugup dan berkata “Kamu mengenalkan dirimu sendiri sebagai Ishita Raman Bhalla kan ? jadi aku ingat kalau nama suamimu Raman”, “Kamu mau bertemu dengannya ? Aku akan memanggilnya” Poornima langsung menggeleng “Tidak, tidak usah, karena aku harus pergi” Ishita bersikeras namun Poornima langung tegang dan gelisah lalu buru buru pamit dan bergegas pergi dari sana, saat itu Raman keluar dari kamar setelah selesai menelfon namun tidak sempat melihat Poornima “Bagaimana, Ishita ,,, apakah kamu sudah memilihnya ?” tanya Raman
Di kantor Ashok, Ashok sedang mengadakan konferensi pers di kantornya bersama beberapa awak media, Ashok bermaksud memberitahu kalau dirinya adalah presdir asosiasi pengusaha yang baru menggantikan Raman, Ashok memuji dirinya sendiri dengan berkata “Tuan Raman Kumar Bhalla itu tidak cocok untuk posisi ini, karena dia telah membeli posisi ini tapi kemudian dia mengundurkan diri dan aku yang mendapatkan posisi ini” ujar Ashook bangga, Mihika yang juga yang sedang berada dikantor, mendengar semua ucapan Raman “Apa ? Raman mengundurkan diri ? Tapi kenapa ?” Mihika merasa heran, sementara itu dirumah Raman, Raman meminta Ishita untuk cepat memilih kain sareenya yang disukainya,
Saat itu Ishita mendapat telfon “Apa ? Terima kasih banyak” ujar Ishita dengan nada senang dan tertawa gembira, Ishita segera memberitahu Raman “Raman, aku baru saja mendapat berita yang sangat luar biasa” ujar Ishita sambil memegangi tangan Raman tanpa sadar karena saking gembiranya, Raman memperhatikan tangan Ishita, Ishita langsung sadar dan melepaskan pegangan tangannya itu “Raman, aku mendapatkan ijin praktekku lagi !”, “Benarkah ? Selamat yaa” Raman pura pura tidak tahu apa apa “Selamat juga untuk kamu, karena mereka menarik kembali kasus ini, aku benar benar sangat senang, Raman” ujar Ishita kemudian berlalu dari sana,
Dalam hati Raman berkata “Kedudukan sebagai seorang presdir tidak ada
apa apanya dibanding kebahagiaanmu, Ishita ,,, aku bahagia kalau kamu
juga bahagia” bathin Raman, Raman kemudian berkata pada Ishita “Ishita,
makanlah apelmu dulu, aku sudah menyimpannya dimobil”, “Sudahlah
pergilah sana karena aku akan memakan apelnya dirumah” balas Ishita
“Baiklah tapi hati hati dengan ibu” kemudian Raman bergegas pergi keluar
Mihika masih bertanya tanya dengan berita yang didengarnya barusan “Aku
benar benar tidak percaya ini, kenapa Raman mengundurkan diri dan
merekomendasikan Ashok yang menjadi presdirnya ?” bathin Mihika heran,
Amma
menelfon Mihika dan mengingatkan Mihika soal pemujaan yang akan di
lakukan dirumah, setelah selesai menelfon, Mihika meminta ijin pada
atasannya untuk pulang setengah hari karena ada keperluan keluarga “Tapi
hari ini kita sedang sangat sibuk, Mihika ,,, dan kita juga ada meeting
penting nanti”, “Tolonglah, pak ,,, karena hari ini dirumahku sedang
ada pemujaan dan aku harus menghadirinya” pinta Mihika “Baiklah, biarkan
dia pergi karena dia telah membantu kita sebagai model, jadi aku pikir
kita bisa menyesuaikannya untuk hari ini”, “Terima kasih, tuan Ashok”
Mihika menimpali ucapan Ashok “Ya sudah kamu boleh pergi, Mihika ,,,
karena boss besarmu sudah mengijinkan kamu pulang” sela atasan Mihika,
Mihika bergegas pergi dari sana sambil berujar dalam hati “Aku harus
memberitahu kak Ishita tentang pengunduran diri Raman” bathin Mihika
Dirumah
keluarga Bhalla, nyonya mengucapkan selamat pada Ishita “Ibu tahu kalau
kamu pasti akan bisa mendapatkan kembali ijin praktekmu itu, apakah
kamu sudah bilang sama Raman ?”, “Iyaa sudah tadi, dia sedang ke kantor
sekarang” ujar Ishita senang “Ibu akan menelfon dia”, “Ibu, jangan !”
Ishita mencoba mencegah ibu mertuanya “Ishita, kita harus mengatakan
padanya untuk pulang sebelum bulan keluar malam ini”, “Ibu, dia pasti
tidak akan suka” nyonya Bhalla merasa heran “Apakah kalian berdua
bertengkar ?”, “Tidak, dia hanya khawatir dan aku tidak mengatakan
padanya tentang puasa Nirajala, aku minta maaf kalau aku sudah
berbohong” nyonya Bhalla malah terharu dan matanya pun berkaca kaca “Aku
tidak pernah melihat seorang menantu yang begitu sangat peduli pada
Raman, kenapa kamu tidak datang dalam kehidupannya sebelumnya ?” nyonya
Bhalla kemudian memeluk Ishita dan memberikan restunya,
Shravan
menemui Ishita dan memintanya untuk ikut dan bermain bersamanya karena
tidak ada seorangpun yang mau bicara dan bermain dengannya, Ishita juga
mengajak nyonya Bhalla untuk ke rumah Amma untuk melihat bagaimana
mereka melakukan pemujaan, nyonya Bhalla setuju Ishita bergegas ke rumah
Amma, didepan Mihika menghentikan langkahnya “Kakak, aku harus
mengatakan sesuatu sama kakak, ini sebuah masalah yang sangat besar”
namun saat itu Amma keluar dan langsung mengajak Ishita masuk sehingga
Mihika belum sempat mengatakannya, Amma juga menyuruh Mihika untuk
bersiap siap dan ikut dalam pemujaan, Ishita juga menyuruh Mihika
mengenakan Kanjivaram dan ikut dalam pemujaa nanti, Ishita bergegas
masuk kerumah Amma, Mihika merasa cemas “Raman sedang dalam masalah saat
ini pasti” bathin Mihika cemas
Di kantor Raman, para awak media
mulai menginterview Raman dengan berbagai macam pertanyaan tentang
pengunduran dirinya dan apa yang dikatakan oleh Ashok tentang upayanya
mendapatkan posisi tersebut, sementara itu pendeta memberitahu Ishita
tentang puasa yang dilakoninya ini untuk kesejahteraan suaminya ”Aku
melakukan puasa ini untuk kesejahteraan Raman dan aku ingin semua yang
terbaik untuknya” ujar Ishita, saat itu dikantor Raman, Raman sedang
berdebat sengit dengan media, para reporter itu berlaku tidak sopan pada
Raman, Raman segera menyuruh security untuk mengeluarkan mereka semua,
Mihir mencoba untuk bicara dengan mereka dan menangkan Raman, namun para
reporter itu membuat Raman semakin marah dengan sindiran mereka
“Toloong kalian semua tenang karena Raman melakukan ini semua semata
mata hanya untuk istrinya, Ishita” Raman hanya terdiam SINOPSIS
MOHABBATEIN episode 211
Belum ada tanggapan untuk " SINOPSIS MOHABBATEIN episode 210 “PENGORBANAN RAMAN” "
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.