.
Ekadish: Dimana sebenarnya Meethi? Rani terus menerus memanggil namanya.
Aakash: Aku sudah berusaha menghubunginya,
tapi telfonku tidak diangkat. Dokter, tolong selamatkan putriku bagaimanapun caranya! Aku tidak mau kehilangan dia!
Dokter mengangguk kemudian masuk ke ruang ICU. Suhu tubuh Rani semakin
menurun. Dokter mengeluarkan alat pemacu detak jantung tapi sia2. Aakash
menunggu diluar, ia hanya bisa memandangi Rani lewat kaca pintu. Layar
monitor menunjukkan bahwa denyut nadi Rani sudah tidak ada, dokter pun
melepaskan alat bantu pernafasan Rani.
Ular suci akhirnya meminum susu dari mangkuk yang dipegang Meethi.
Meethi: Terimakasih sudah mendengarkan do'aku. Tolong berkati putriku.
Kumohon sembuhkanlah dia. Bebaskan dia dari semua roh jahat. Berkatilah
dia dengan kehidupan, kumohon.
Ular tersebut seakan mengangguk dan pergi meninggalkan Meethi.
Dokter keluar dari ruang ICU.
Aakash: Dokter, kembalilah kedalam! Putriku membutuhkanmu! Dia baik2 saja bukan?
Dokter: ...
Aakash: Katakan sesuatu!!!
Dokter: Maafkan aku. Aku tidak bisa menyelamatkan Rani.
Aakash memegang kepalanya dan menangis.
Meethi dan Nandini mendengar ucapan seorang pendeta yang sedang memberitahu seorang ibu dan anak tentang kekuatan dalam do'a.
Pendeta: Dewa akan mengabulkan semua harapan orang yang berjalan diatas bara api ini.
Meethi: Aku harus melakukannya demi Rani. Aku bisa melakukan apapun
untuk menyelamatkan nyawa putriku. Hari ini aku harus membuktikan bahwa
kebaikan akan menang melawan iblis.
Nandini: Jangan Meethi.
Meethi: Jangan hentikan aku, ini semua demi putri kita.
Meethi berdo'a sebelum melangkahkan kaki diatas bara api.
Meethi: Oh Dewa, tolong beri aku kekuatan.
Meethi merasa kesakitan saat melangkah. Pada saat yang bersamaan, Guru
Ma yang sedang melakukan pooja merasa gelisah, ia menutup telinganya
karena terganggu dengan suara2 gaib.
Meethi terus melangkahkan
kakinya dengan susah payah. Usaha Meethi berjalan diatas bara api mulai
menunjukkan hasil, Rani menggerakkan jari dan kembali bernafas.
Lilin ditempat Guru Ma tiba2 jatuh lalu membakar sehelai kain. Api
dengan cepat merambat keseluruh ruangan, Guru Ma berteriak histeris lalu
tak sadarkan diri.
Meethi akhirnya menyelesaikan pooja nya, Nandini membantu Meethi berdiri.
Nandini: Kenapa kau menyakiti dirimu sendiri?
Meethi: Aku bisa melakukan apapun demi Rani ku.
Suster memanggil dokter dan memberitahu bahwa Rani kembali bernafas.
Dokter merasa takjub melihat keajaiban ini, suster kembali memasang alat
bantu pernafasan dan infus Rani. Dokter kemudian memberitahu berita
gembira tersebut kepada Aakash.
Dokter: Ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam ilmu medis. Putrimu hidup lagi!
Damini: Apa?
Airmata Aakash kini berubah menjadi airmata kebahagiaan, ia pun memeluk dokter sambil tersenyum.
Pendeta memberikan berkat kepada Meethi.
Pendeta: Semua do'a mu pasti akan dikabulkan.
Meethi kemudian menerima telfon dari Damini.
Damini: Meethi, kondisi Rani sudah membaik, masa kritisnya sudah lewat.
Kau membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Cepat kembali
ke rumah sakit.
Meethi mematikan telfon.
Meethi: Nandini, kondisi Rani baik2 saja! Putri kita selamat.
Nandini: Meethi, kau menang. Kau mengalahkan Guru Ma.
Nandini ingin menyentuh kaki Meethi tapi Meethi melarangnya.
Nandini: Kau bagaikan Dewi bagiku.
Meethi dan Nandini berpelukan.
Meethi: Sekarang kita harus kembali ke rumah sakit.
Dokter memberikan resep obat untuk Rani kepada Aakash.
Dokter: Walaupun Rani sudah keluar dari masa kritis tapi dia belum siuman.
Meethi: Aakash!
Aakash: Meethi, ada apa denganmu? Kenapa kau berjalan seperti itu?
Meethi: Bagaimana keadaan Rani?
Aakash: Rani sudah keluar dari masa kritisnya. Apa yang terjadi padamu?
Nandini memberitahu semuanya pada Aakash.
Meethi: Itu bukan apa2. Ibu manapun bisa melakukan hal ini untuk anaknya.
Nandini: Tidak semua ibu bisa melakukannya. Hanya ibu sepertimu. Rani selamat berkat do'amu saja.
Meethi: Kau juga ikut bersamaku.
Nandini: Tapi aku tidak sekuat dirimu. Aku hanya melahirkannya, kau lah
ibu Rani yang sebenarnya. Hari ini kau lah yang sudah menyelamatkan
nyawa Rani, bukan aku.
Aakash: Temuilah Rani.
Aakash pergi untuk mengambil obat.
Nandini berjalan menjauhi kamar Rani.
Meethi: Nandini, kenapa diam saja? Ikutlah denganku.
Nandini: Tidak Meethi. Kau saja yang masuk kedalam.
Meethi: Dia putrimu juga.
Nandini: Rani adalah putrimu sekarang. Kau yang berhak menemuinya lebih
dulu. Lagipula saat ini aku ingin mengakui dosa2ku dihadapan Dewa.
Pergilah temui Rani.
Meethi terdiam sejenak didepan pintu, Nandini berjalan menuju kuil dalam rumah sakit.
BACA SELANJUTNYA
Belum ada tanggapan untuk "Aakash: Dokter, kembalilah kedalam! Putriku membutuhkanmu! Dia baik2 saja bukan?"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.